Rabu, 16 November 2011

Khilaf dan Insaf

      Menunduk dan menangis..........mungkin hanya itu saja yang bisa dilakukan disaat kita menyadari dengan sepenuh hati bahwasanya itu adalah kesalahan dan merupakan kelengahan yg berbuah khilaf pada diri sendiri. Hanya sapuan angin dan bisikan suara hati yang mampu menghibur jiwa, meski terkadang masih perih terasa dalam hati. Kenapa meski harus terjadi..???, mungkin itu pertanyaan yang selalu membayangi rasukan jiwa, telah banyak yang dilakukan, banyak yang dilalui, banyak dirasakan namun entah kenapa perjalanan waktu yang masih panjang meski terhenti sejenak oleh kilauan rasa Ego yang mengaburkan garis pembatas jalan hidup kita.

      Berkecamuk dalam dada perasaan sedih, bersalah dan apa lagi yang timbul dari semua yang telah terjadi. Dan juga perasaan sakit yang tak terperi dan berbekas dalam pikiran, semakin larut dalam lingkaran dan tidak berusaha untuk keluar akan menjadikan sulit semua. Sampai kapankah akan terus berputar mengikuti jalan dan arah pikiran yang sakit.....?????, JANGAN lama - lama. Bangkitlah dan temukan kembali kesadaran diri dan kekuatan mental serta pikiran jiwa raga. 

      Meski harus mencari tempat pijakan untuk bisa bangkit berdiri dari tempat duduk yang begitu menyiksa jiwa, jangan takut untuk kembali berdiri tegak dan melangkah pasti dalam hidup ini. Kita manusia adalah makhluk yang paling sempurna meski tiada yang sempurna. Membunuh, menyiksa, menyalahkan, menghukum, menolong, mengobati, menghibur dan membahagiakan diri adalah kehendak diri sendiri. Tiada yang mampu dan bisa mengerti kita selain diri sendiri. Mau dibawa kemanakah diri dan hidup kita..???, hanya kita yang tahu dan orang disekitar kita hanya mampu dan bisa membantu dan menjadikan pembuka  jalan untuk mencapai hasrat dan keinginan kita.

      Pada saat kesadaran tentang khilaf yang telah terjadi muncul, jangan ragu untuk bangkit akan kesadaran diri sendiri. INngat Selalu Akan yang Fitri, adalah pencapaian kesadaran akan diri sendiri. Kesadaran akan kesalahan, keteledoran dan kelengahan yang telah terjadi merupakan kebangkitan pikiran serta jiwa untuk menyadari kelemahan diri dan kebesaran kuasaNYA. 

     Takkan ku langkahkan kaki ini tanpa bimbinganmu Tuhan...., takkan ku tempuh jalan ini tanpa petunjukmu Tuhan....., akan ku hadapi ini dengan lindunganmu Tuhan....., maafkanlah akan khilafku, genggam eratlah kembali jari tanganku, raihlah pundakku dan berilah suluh hati dan jiwa ini. Cahaya kecilMU akan menjadi penerang dalam kegelapan hati dan jiwa ini. Perihnya cobaan hanya ujianMU dalam kehidupan ini. 

      Mungkin pada saat itulah kesadaran / Insaf akan segala Khilaf akan terasa hilang tak berbekas dalam hati dan sanubari kita. Kita semua berusaha untuk selalu cepat menyadari akan segala khilaf yang telah terjadi, karena kita semua tiada yang sempurna. Namun kita tidak akan pernah berhenti untuk selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, sahabat dan lingkungan kita. Jangan putus asa akan segala yang telah terjadi yang belum tercapai dan jangan mencapai segalanya dengan mudah.

      Kembalikanlah kesadaran diri dengan menyatakan diri padaNYA. Aku dan Kamu adalah sama, masih banyak laku dan laksana yang tidak terpuji terlaksana, yang membedakan hanya tahu dan tidaknya akibat laksana tersebut. Banyak yang membuat kita sering lupa, hawa nafsulah yang membuat kita sering lupa dan khilaf. Namun hendaknyalah kita jangan pernah menjadi Hakim untuk orang lain, karena hakim yang sesungguhnya adalah TUHAN,tiada yang berbeda dihadapanNYA. 

     Insaf akan kekhilafan jangan tertuju pada manusia, tapi pada-NYA-lah kita tertuju. Hanya Dia yang menjadi tujuan utama dan terakhir. Maafkanlah diri ini, jiwa, pikiran ini serta raih genggam serta angkatlah tangan ini menuju kepadaMU. Mungkin hanya itu yang bisa kita ucapkan, harapkan dariNYA. Salam



Selasa, 01 November 2011

Bunga dan HarimauMU

      Saat kata telah terucap oleh bibir sendiri dan tedengar oleh telinga orang lain dan itu merupakan sebuah " PRIBADI", sudah semestinya kita belajar untuk selalu menepati. Yang terucapkan saat itu mungkin sebuah kata yang keluar karena dalam keadaan situasi tertentu yang tidak memungkinkan kita bisa menghindar apalagi mengelak, atau dalam situasi dalam sebuah tekanan mental tentu berbeda disaat kita dalam keadaan dan suasana hati bahagia, pikiran jernih dan jiwa tenang.
      Kata yang terucap dalam keadaan sedih, dituntut sebuah jawaban yang membuat kita harus rela melepas atau akan kehilangan yang amat kita sayangi, cintai, hormati, banggakan  dan kita kagumi, tentu akan berbeda dengan kata yang terucap saat kita dalam keadaan emosi, menuntut hak, menuntut tanggung jawab, ingin mendapat kepastian dan menantikan sebuah keputusan.
    Maka hendaknyalah selalu ingat sebuah kata yang terucap disaat kita dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk berpikir jernih agar lebih bisa dikuasai oleh ketenangan hati. Janganlah nantinya kita akan sedih atau menyesal setelah tahu akibat dari apa yang telah terucapkan. Atau mungkin akan terlalu merasa percaya diri setelah tahu apa yang akan terjadi dengan telah mengucapkan kata-kata tersebut.
      Kata yang telah terucap adalah sebuah bukti dari bentuk nilai kepribadian seseorang, lembut dan keras kata terucap akan mampu memberikan gambaran sederhana dari sebuah bentuk kepribadian. Banyak dan sedikit cakap yang terucap juga akan menjadikan sebuah gambaran sifat seseorang. Tajam dan sederhana kata yang terucap akan membantu kita untuk tahu jiwa pribadi seseorang.
      Jika kita bisa memegang teguh akan apa yang telah terucap dan selalu yakin akan sebuah arti dari sebuah ucapan, maka kita akan selalu diliputi perasaan tenang dan damai dalam mengarungi hidup ini. Janganlah kita terpengaruh apalagi terpancing oleh kata-kata yang membuat kita merasa tidak enak hati, kecewa, marah atau memalukan diri sendiri. Tentu akan selalu diingat oleh yang telah mendengarkan kata yang telah terucap.
      Sebuah kata yang terucap yang mampu membuat orang senang meskipun kita yang mengatakan merasa sedih dan kecewa, setiap orang akan merasa tenang dan senang jika apa yang telah terucap benar adanya dan kata itu bisa dipertanggungjawabkan. Namun jangan pulalah kita memanfaatkan situasi dan keadaan seseorang untuk mengucapkan kata yang hanya demi keuntungan diri sendiri.
      Ketenangan akan selalu hadir jika kita bisa menguasai kata yang terucap, menguasai keinginan yang tak terbatas dan keteguhan jiwa serta keyakinan akan batas kemampuan diri sendiri. Janganlah melebihi batas kemampuan dan batas pikiran kita. Ingatlah pepatah "Katamu adalah bungamu, bibirmu adalah harimaumu".  

Selasa, 13 September 2011

KEJAR TAYANG.
  
       Sudah melakukan dengan sebaik dan sekeras mungkin, sebatas bisa melakukan. Namun belum mampu untuk menghasilkan hasil sesuai dengan harapan dan belum bisa memuaskan hati. Tidak ingin mengecewakan diri dan orang lain, terus berusaha dan tetap berusaha. Itulah usaha yang terus kita laksanakan demi sebuah cita, angan, harapan, impian dan harapan. Hanya bisa berusaha dan tetap berusaha namun kita bisa berharap. Atas segala usaha yang telah dilaksanakan tetap hanya menanti dan terus berharap akan mendapatkan seperti harapan.
      Terkadang lupa akan segala keterbatasan yang kita punya, terbatas pikiran, terbatas kemampuan, terbatas langkah, terbatas tenaga dan masih banyak lagi keterbatasan yang kita punya. Hanya karena Keinginan yang Berlebih, kita seOLAH melupakan dan berusaha menunjukkan bahwa kita mampu melawan keterbatasan dalam diri. Menutupi segala kelemahan dengan berusaha untuk berdiri dibalik segala Kebohongan, Kemunafikan, KeAkuan diri, Kekuasaan, Kekayaan dan Martabat. 
       Melakukan segala cara dan menghalalkan segala cara demi sebuah cita cita, dan ambisi yang berlebihan. Melupakan tatanan dan etika dalam perjalanan usaha ambisius. Dengan tipu daya, intrik yang mampu melemahkan pikiran dan jiwa. Menutup diri dengan topeng kebajikan dan kemuliaan, untuk sebuah ambisi dibalik keramahan mulut menyapa, senyum manis dibalik maksud yang terselubung, keikhlasan tangan pemberi dibalik sebuah imbalan yang mematikan. 
         Itu semua dikarenakan tiada kejujuran dan kepercayaan yang diperoleh dari sebuah tempat diri berpijak. Suasana hati, jiwa dan pikiran larut dalam waktu yang terus berjalan menuntut sebuah hasil dari setiap janji yang telah terucap. Dari sebuah janji yang telah dihumbar kepada jalan yang telah dilalui dan terlewati. Takut akan kehilangan arah dan tujuan, banyaklah janji manis yang terucap, banyak usaha yang dilakukan meski harus Mengorbankan Harga Diri, Nama, Kepercayaan, Harkat dan Martabat.
            Sejatinya.......tiada yang meski harus dikejar, tiada yang harus dipaksakan, tiada yang harus segera diungkapkan, dipertontonkan, dihumbar dan ditayangkan kepada jalan dan dunia. Karena semua itu akan berjalan seiring detik jam dan akan terlewati. Waktu adalah kunci dalam setiap perjalanan kita, dalam usaha berjalan meskinya kita tetap berusaha untuk berjalan sesuai dengan marka dan arah jalan yang akan kita tempuh dan akan telewati. 
           Tiba dan sampai pada tujuan dengan senyum tanpa membuat goresan kepada tempat yang telah kita lalui, tanpa membuang sampah umpatan pada setiap tempat yang kita singgahi, tanpa melupakan memberikan senyum kepada orang yang kita jumpai dalam perjalanan, akan membuat dan menghasilkan sebuah nikmat dalam jiwa yang tak terperi.
          Kejarlah sebuah harapan dalam kepakan sayap perdamaian, Tayangkanlah sebuah tontonan indah pada setiap insan, agar sebuah nyanyian dari tepukan tangan yang indah terdengar dari setiap jalan dan tempat yang pernah kita lalaui dan terpateri dalam dalam setiap lubuk hati manusia. 
            Kejar Tayanglah sebuah senyum perdamaian tanpa ada raut muka yang bermuram durja. Semoga kita selalu bisa dan dapat memahami, mengerti serta menghasilkan sebuah telaga perdamaian penuh dengan senyum kebahagiaan. Salam


Selasa, 23 Agustus 2011

JENUH DAN BOSAN

      Ketika kita berharap penuh akan sebuah keinginan yang menjadi dasar sebuah perjalanan hidup, kita akan berbuat dengan daya upaya dan tenaga yang penuh konsentrasi pula. Namun dalam perjalanan............ pencapaian, kadang kita merasa segala upaya yang telah kita tempuh akan merasa belum tercapai, belum maksimal, belum terpenuhi dan belum sempurna. Maka kita akan duduk terdiam dan merenung dalam kelelahan.
       
    Pada saat itulah.......kita merasakan sebuah badai yang mendera........Kelelahan, Kebingungan, Kemarahan, Kekecewaan, Kebimbangan, Keragu-raguan, Kehilangan kepercayaan, Kemunafikan dan kehilangan akan Kesadaran diri sendiri. Seakan apa yang yang telah diperbuat menemukan kebuntuan, akhir tanpa tujuan, upaya tanpa hasil dan jalan tanpa arah. Sebuah titik akhir tanpa tanda.

       Timbul pemikiran untuk membuat sebuah pembenaran dalam perjalanan tersebut, akan muncul upaya untuk mencari sebuah "Tameng" pelindung diri. Sebuah alasan.........akan menjadikan pembenaran agar mampu menutupi ke-tidak mampuan kita. Akan dicari alasan, alibi akan muncul, pernyataan pembelaan akan ketidak mampuan untuk mencapai sebuah impian, angan-angan, cita-cita akan selalu terucap dalam setiap jawaban dari sebuah pertanyaan.

          Dari setiap langkah yang telah dilalui, jalan yang telah terlewati, tempat yang telah disinggahi selalu tidak menemukan akan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita, maka akan timbul rasa " BOSAN " tuk melanjutkan. Kejenuhan akan perjalanan yang telah dilakukan, selalu ikut membayangi setiap langkah kita. 

         Puncak sebuah pencapaian dari perjalanan dan proses yang belum tercapai, akan membuat kita patah arang sebelum mampu memberikan panas dalam hidup. Kebosanan dan Kejenuhan adalah sebuah penghalang dari perjalanan yang telah ditempuh untuk meraih Sukses, menggapai Impian dan mewujudkan Impian. Roda perjalanan yang ditempuh akan selalu berputar dan akan terus terulang dan terulang tanpa henti.

          Apa yang telah dilakukan, dilalui akan terus dilakukan berulang-ulang tanpa henti, laksana kita selalu menghirup dan menghela nafas. Pengulangan terjadi untuk membuat dan mengahasilkan sebuah hasil yang sempurna. Namun kita tidak pernah menyadari akan hal itu. Kita selalu berpikir dan berusaha tentang apa yang kita lakukan akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang telah kita lakukan saat ini. Lupa tentang semua itu ada yang telah mengatur segala apa yang kita meski dapatkan. 

          Atasi kebosanan dan kejenuhan dengan selalu tetap berjalan dengan langkah yang sempurna. Tunggulah saatnya tiba untuk menerima segala apa yang telah dilakukan dan perbuat. Semua sudah diatur kapan, dimana, berapa dan apa yang akan kita terima. Janganlah sampai lupa dan hilang dari kesadaran diri sendiri. Yakinkanlah diri kita sendiri untuk selalu tetap melangkah dan berusaha. Berhentilah menyalahkan diri sendiri tentang sebuah kegagalan. Tetap berusaha tanpa harus menjadikan beban sendiri. Salam

Minggu, 14 Agustus 2011

SAHABAT

Ketika pertama berjumpa mungkin banyak akan bertanya - tanya bagaimana akan menghadapi orang lain..???, namun mestinya kita tidak akan bertanya lagi karena yang akan kita hadapi adalah DIRI SENDIRI, bagaimana dan apapun reaksi dan respon orang yang akan kita hadapi adalah sama dengan diri kita. Semua ini tergantung bagaimana kita ketika setelah bangun tidur di pagi hari. Bagaimana kita memperlakukan diri kita, apakah ada tegur sapa dengan diri sendiri atau langsung loncat pada tujuan hidup kita. Sering diantara kita melupakan tegur sapa dengan diri sendiri ketika baru bangun dari tidur di pagi hari. Yang sebenarnya itu meski dilakukan oleh setiap insan, karena antara badan dan jiwa meski bersatu selayaknya seorang SAHABAT yang tak pernah berpisah. Mengucapkan rasa syukur kehadapan-NYA, karena kita masih bisa bangun dari tidur semalam.

 Hadapilah semua dengan SENYUM, berhadapan dengan orang lain yang mungkin baru kita kenal, berhadapan dengan segala problema kehidupan dunia, karena kita meski harus meyakini segala yang ada dan yang akan kita hadapi adalah bagian dari hidup kita. Sebatas mata melihat kilaunya gemerlap dunia dengan segala keindahan yang kadang membuat kita lupa dan mabuk - TERPESONA - hingga lupa akan diri, sebatas telingan mendengar merdunya suara yang kadang-kadang membuat kita terbuai oleh rayuan suara - suara merdu namun menghayutkan kita, sehingga akan terhanyut pada aliran derasnya kebingungan dan keterbatasan pikiran untuk bisa menepi. Jadikanlah diri kita sebuah rumah yang indah, nyaman, tentram dan aman buat diri kita.

Ketika kita akan menghadapi orang lain yang baru kita kenal, baru berjumpa atau seorang sahabat yang lama tidak berjumpa, hadapi dengan tegur sapa dan senyum, karakter dan sifat kita akan tercermin dari saat AWAL mengucapkan setiap Kata Permualaan, Percayalah akan setiap kata yang terucap, peganglah setiap kata yang terucap dan buktikanlah setiap kata yang terucap dengan bertanggung jawab pada setiap kata yang terucap. Niscaya kita akan mendapat sambutan yang hangat dari seorang Sahabat.

Berilah ruang dan waktu sedikit saja dalam keseharian hidup kita kepada Jiwa dan Raga melakukan Relaksasi, hanya dengan gerak tubuh yang harmonis akan menghasilkan pikiran yang harmonis, seperti apa sudah sering kita dengar, didalam tubuh yang sehat, Tercipta pikiran yang sehat ". untuk menciptakan hidup yang sehat bisa  klik disini 

Semoga yang dapat kami sajikan bisa membawa Jiwa dan Raga sehat, selaras dan harmonis dalam menjalani hidup ini. salam.

 

Kamis, 19 Mei 2011

Cinta KasihMU datang saat bulan purnama Waisak.

    Saat pandangan tiada yang menghalangi meski berjalan dalam gelap pada malam hari, saat seluruh alam nampak terang dalam cahaya kuning keemasan, saat setiap insan dunia tersenyum saling mengenali antar sesama, saat udara semilir mengalirkan kesejukan dalam setiap nafas manusia, saat kidung indah mengumandang diiringi suara lonceng dan genta bersuarakan lagu Surgawi, saat seluruh pintu cinta dan kasih Tuhan terbuka lebar......maka sudah sepantasnyalah kita menundukkan kepala, mencakupkan tangan dan memanjatkan doa-doa kehadapanNYA.
      Bulan memancarkan sinar kelembutan dan kedamaian serta senyum penuh kasih kepada umatNYA. Saat bulan purnama hari Waisak tiba, hari yang penuh dengan karunia, berkat dan anugerahNYA. Saat Budha mencapai tingkat " Kesempurnaan ", mencapai ke-Illahi-an yang abadi untuk memberikan pencerahan kepada manusia yang telah melupakan arti dan salah mengartikan " TUHAN ". Budha memberikan pencerahan tentang Keabadian, Kesempurnaan, Cinta Kasih dan Kedamaian. Dengan kesempurnaanNYA beliau memberikan arti dari segala KuasaNYA. Dibawah pohon Bodhi yang rindang, disertai cahaya bulan yang lembut keemasan dan udara yang menyejukkan jiwa dan raga mampu memberikan siraman Rohani yang menyejukkan dan kedamaian kepada umatNYA.
       Dalam keadaaan sekarang, kita diingatkan untuk selalu Eling akan arti dari sebuah Kedamaian, sudah sewajarnya kita untuk kembali merenungi Pencerahan Budha, sebuah arti cinta kasih sesama manusia. Kita yang sekarang telah berada dalam sebuah keadaan ( Jaman ) yang sudah seluruhnya terpangaruh oleh silau gemerlapnya kerlap kerlip lampu dunia "maya" ini, melupakan nilai sebuah arti Cinta Kasih dan Kedamaian. Setiap orang sibuk dengan tujuan dan pencapaian duniawi lupa akan sebuah pencapaian akan kesempurnaan jiwa spirit akan nilai ke-Tuhan-an.
         Setiap orang selalu disibukkan dengan pekerjaan membersihkan " Topeng " dari setiap lakon yang telah diperankan. Peran yang selalu berubah-ubah dalam setiap cerita hidup dalam kesehariannya. Semakin banyak lakon yang diperankan semakin sibuk tiada waktu untuk memperhatikkan sekeliling dari lingkungan sekitarnya. Juga mungkin tiada waktu yang dapat diberikan untuk memberikan Istirahat jiwa dan raganya. Raganya seolah tiada beda dengan sebuah mesin pencari dan pencetak dari seluruh Keinginan dan Hasrat yang ada dalam pelupuk mata. Pikirannya tiada beda dengan sebuah mesin hitung yang selalu memberikan sebuah nilai dari sebuah akhir pencapaian. 
          Tiadakah ada yang ingat akan sebuah akhir dari pencapaian Budha ?.
      Pasti dan jelas " ADA ", satu, dua, tiga dari seribu padang ilalang yang roboh oleh tiupan angin Kesombongan, Malas dan Benci pasti masih ada yang berdiri tegak. Entah karena tidak terkena angin atau mampu menghindar. Bersyukurlah padang ilalang tersebut. Sebab masih mampu dan bisa melihat dan menjadi saksi dalam setiap putaran waktu dan masih dapat menikmati hangatnya sinar mentari pagi, sejuknya angin pegunungan, dinginnya siraman air hujan dan lembutnya senyum rembulan saat bulan purnama.
       Hanya dengan memberikan dan menyerahkan seluruh arti hidup kepadaNYA kita berusaha dan mencoba untuk memberikan yang terbaik pada diri sendiri, keluarga, sahabat, masyarakat dan negara. Dengan meniru apa yang telah dilakukan oleh Budha dengan melaksanakan TRI DHARMA dalam kehidupan bermasyarakat, yoga dan meditasi dalam setiap kesempatan dengan penuh keyakinan, tekun dan disiplin niscaya akan selalu ada jalan yang terang dalam gelapnya kehidupan dunia.
       Cobalah berikan waktu kepada Raga untuk memperbaiki yang rusak dengan YOGA dan sempatkan waktu untuk jiwa serta pikiran yang lelah, sakit, kacau dengan MEDITASI, agar terjadi keseimbangan antara Jiwa ( Rohani ) dengan Raga ( Badan ). Marilah bersama-sama melihat kembali yang telah Budha laksanakan untuk mencapai kesempurnaan Hidup. Hidup adalah Anugerah yang diberikan agar bisa memperbaiki yang salah dan rusak untuk bisa menjadi lebih baik dan akan menjadikan hidup sempurna.
        Selamat hari raya Waisak semoga Anugerah Cinta Kasih Budha memberikan Kedamaian kepada seluruh Umat manusia di Dunia. Salam.

Senin, 25 April 2011

Manis dan Pahit

            " Rasa " mungkin itu yang lebih tepat untuk menggambarkan arti Manis dan Pahit. Rasa yang dapat dirasa / dinikmati oleh Panca Indrya. Manisnya rasa gula, permen, madu dan banyak hal yang dapat dirasakan langsung oleh Indrya Pengecap, Manisnya ucapan, kata-kata, lagu dan syair yang bisa didengar langsung oleh Indrya Pendengar, Manis/elok paras nan rupawan yang dapat dilihat langsung oleh Indrya Penglihatan, Manis/harum semerbak wangi aroma tubuh, bunga yang dapat langsung dirasakan oleh Indrya Penciuman, Manis / halus dan lembutnya kulit yang dapat dirasakan langsung oleh Indrya Perasa.
                Sungguh sempurna "rasa" manis memberikan hal-hal yang membuat manusia selalu ingin dapat merasakan dengan lama atau kalau boleh " SELAMANYA". Jangan pernah beranjak meningggalkan kehidupan manusia, atau akankah selalu datang agar bisa selalu menemani setiap tidur dan mimpi manusia. Tiada yang berharap hal manis itu berlalu begitu saja di bawa angin dan berharap akan selalu mendapatkan kenangan yang "manis". Bahkan berusaha mengejar "Manis" agar selalu ada dalam genggaman tanpa mau melepaskan. Menggapai dengan susah payah dan dengan segala cara. 
                    Tiadakah pernah bertanya ? apakah yang "Manis" selalu berakhir "Manis ??". Coba kita lihat jika kadar gula naik dalam raga ?, coba kita lihat orang yang hanya manis di bibir ?, coba dengarkan lagu dengan syair yang manis membuat kita menangis ?, coba kita lihat kulit yang halus yang dibalut tebal oleh kosmetik atau pelindung kulit yang transparan yang kadang membuat yang menyentuh merasa risi, dan coba kita hirup bau parfum yang menyengat hanya untuk mengelabui bau badan yang tidak sedap, dan banyak lagi hal yang " Manis" dipergunakan hanya untuk menutupi kebusukan yang ada. Coba kita lihat disekitar kita.
                       Mari kita coba untuk menempatkan hal yang "manis" pada tempat dan saat yang tepat, jika hal yang manis kita dapatkan mestinya dan harus selalu ingat bersyukur, jangan jika mendapatkan hal yang indah, manis, bahagia membuat kita terlena dan lupa akan sekitar kita apalagi lupa akan diri. Jangan terlalu dibuat Amat Senang, biarlah terima dengan tenang dan penyerahan diri.
                       Coba kita bandingkan dengan"Pahit", akankah semua mau menerima.......???????, hanya 1 dari 1000 yang ada bisa menerima pahit dengan hati ikhlas dan lapang dada. Meski kita sakit belum tentu juga kita mau untuk berobat dengan minum obat yang disarankan dokter, Kenapa..???? karena pahit. Padahal sebenarnya Pahit dapat menyembuhkan kita dari sakit.Kata-kata yang pahit tidak bisa diterima padahal itu merupakan kata koreksi, saran dan kritik yang disampaikan. Bisakah kita menerima kritik dengan lapang dada?, bahkan dengan memberi kritik dikatakan melawan lantas menjadi musuh. Bisa kita menerima lagu dengan syair yang pahit / pedas yang bersifat kritik membangun ?, bisakah kita menerima teman, sahabat yang mempunyai kulit kasar/pahit untuk di sentuh ? pernahkan kita dengan sengaja mau membuatkan minuman yang pahit misalkan jamu untuk diri kita sendiri ???, Tiada yang pernah meluangkan waktu untuk hal itu apalagi menerima dengan lapang dada. Jika bisa berusaha untuk memohon agar terhindar dari "Pahit". 
                         " Pahit " ....semua menghindar dariMU. Tiada kita sadari bahwa pahit membuat kita " Melek" akan diri kita sendiri. Dengan pengalaman pahit perjalanan kehidupan bahwa itu merupakan cambuk dan kiat-kiat untuk bisa berbuat lebih baik dari yang telah kita alami. Pahit tidak selamanya membuat hidup kita menderita, bahkan akan berubah menjadi " Manis" akhirnya. Jika kita menerima pahit jadikanlah bahan perbandingan dan acuan untuk bisa lebih baik lagi, jika menerima pahit janganlah dijadikan sedih yang berkepanjangan. Jika pahit yang membuat luka, janganlah biarkan terlalu lama mengganggu. Buatlah pahit menjadi manis, dengan memberikan yang seimbang dalam Jiwa, Hati, Pikiran dan Raga kita. Dengan semakin pahit yang kita terima jika kita menyadari itu adalah yang pantas kita terima niscaya akan menjadi manis akhirnya. INGAT !!!! Tuhan tidak akan pernah memberitahukan kepada kita "Apa, Bagaimana, Kapan dan kepada Siapa " yang akan diberikan kepada umatNYA. Tuhan akan memberikan "Manis" sebagai godaan yang melebihi batas keinginan manusia, dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan umatNYA. Ingatlah tentang keinginan Ibu Dewi Kunti yang disampaikan kepada Kresna disaat para Kesatrya Pandawa di buang ketengah hutan untuk melaksanakan Perintah Prabu Dasarata, yang hanya ingin memenuhi Keinginan dan Ambisi para Kurawa untuk menyingkirkan Pandawa dan merebut Tahta kerajaan Astina. Ibu Dewi Kunti berkata " Wahai Engkau Kresna yang merupakan Personality dari Tuhan Sendiri, berilah hamba cobaan dariMU, karena dengan menerima cobaan dariMU hamba akan merasa senang dekat dengan diriMU untuk selalu mendapatkan Pencerahan tentang arti cobaan hidup dan kehidupan di dunia ini. Dekat dengan Engkau adalah kesempatan yang amat baik dan rasa syukur yang tiada tara  untuk Hamba ". Demikianlah Pahit yang jika kita bisa menempatkan juga manis yang bisa kita kendalikan.
                    Pahit dan Manis adalah irama dalam kehidupan kita dalam mengarungi samudera Hidup di dunia ini. Bersyukurlah jika apa yang kita kerjakan mengahasilkan buah manis, dan bersyukurlah jika Pahit bisa kita lalui dengan baik. Salam.

Minggu, 27 Februari 2011

ELING


Ketika manusia mengetahui dan menyadari akan nilai kebesaran-NYA, maka manusia akan terus berusaha untuk selalu ada dalam rangkulan-NYA. Namun tidak banyak yang mau dan berusaha untuk itu. Banyak yang mengutamakan dan mementingkan tingginya nilai Intelektual dari pada nilai Spritual. Banyak dari kita terus dan berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi keinginan tersebut. Mulai dari mengajarkan atau mengarahkan diri sendiri atau mengajak orang lain untuk bersama-sama meningkatkan nilai Intelektual. Ada yang berorientasi agar IQ tinggi atau diatas rata-rata, ada juga yang sekedar hanya untuk mengikuti trend sekarang atau banyak hal lain yang menjadi dasar pertimbangan.
Namun yang menjadi keblabasan adalah menambah nilai Spritual meraka, sekarang mereka hanya terpaku dengan apa yang bisa dinikmati saat ini, untuk hari esok mereka "Kadang-kadang" melupakan. Kita telah menomor-2 kan nilai "Budi Pekerti". Dengan berbagai cara mereka lakukan tanpa ada lagi Budi Pekerti yang mereka hiraukan. Untuk kepuasan diri - mereka melupakan jati diri - yang membuat menghalalkan segala cara.
Marilah kita kembali mengingat lagi "Pepeling Leluhur" yang telah diberikan secara gratis oleh leluhur kita. Nilai - nilai kehidupan yang berdasarkan atas jalan " TUHAN "telah diwariskan. Kita hanya meneruskan dan menjalankan, menjabarkan apa yang telah ada. Kita tidak perlu menciptakan lagi, karena semua telah ada dan telah diwariskan oleh leluhur kita.
Memasuki bulan Maret ini, kita telah sampai pada bulan yang amat baik untuk memaknai arti Hidup ini, lakukanlah Pemeriksaan Diri Sendiri. Bulan Introspeksi Diri telah tiba, mari bersama-sama duduk sebentar dalam diam dan keheningan. Dalam kurun setahun kita telah melakukan kewajiban - kewajiban sebagai manusia, seorang Bapak wajib menjadi tulang punggung keluarga, seorang Ibu wajib membina rumah tangga dan mengasuh anak- anak, seorang anak wajib belajar untuk mampu dan bisa menjadi harapan dan kebanggaan keluarga.
Nyepi telah tiba, lihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam tahun kemarin. Sudahkah yang terbaik untuk diri sendiri dan keluarga ??, adakah yang kurang ??, adakah yang berlebihan ??, mari adakan introspeksi diri. Berusaha melaksanakan Tapa Brata Penyepian dengan baik, Beristirahatlah untuk tidak bekerja "Amati Karya", Berpuasalah " Amati Lelanguan ", Istirahatlah untuk tidak bepergian " Amati Lelungaan ", Beristirahatlah untuk tidak menyediakan makanan yang enak-enak " Amati Gni ".
Dari 4 (empat) yang disyaratkan, lakukan yang engkau mampu lakukan. Yang terpenting ada Tulus, Ikhlas dan Syukur. Jangan ada ke"Terpaksa"an yang nantinya hasilnya tidak memuaskan. Jika melakukan semua dengan sempurna maka akan sempurna juga hasilnya. Apapun yang telah dan akan dilakukan JIKA selalu ada dalam petunjuk_NYA, niscaya akan selalu mendapatkan hasil yang terbaik. SELAMAT HARI RAYA NYEPI TAHUN ÇAKA 1933, DAN SELAMAT MENJALANKAN BERATA PENYEPIAN. SALAM

Minggu, 09 Januari 2011

KETAKUTAN DIBALIK MERIAHNYA PESTA TAHUN BARU.



Ketika tahun berganti, yang selalu hampir di seluruh permukaan Dunia merayakan dengan pesta makanan, minuman, kembang api, petasan dan pesta yang semua sifatnya menghambur-hamburkan uang. Adakah kita ingat tentang pesta memuji Tuhan ????, pujian tentang Cinta kasihNya, KemuliaanNya, KeagunganNya dan banyak lagi KebesaranNya yang meski kita MULIAKAN dengan pujian. Adakah diantara kita merasa takut atau mungkin bahagia disaat Tahun Baru ????. Bahagia, PASTI !!. Karena disaat itu kita bisa mengekspresikan kebahagiaan bersama dengan orang-orang yang kita kenal, sayangi dan hormati. Kumpul bersama mencari tempat yang jarang atau belum pernah kita kunjungi, melakukan kegiatan yang jarang kita lakukan atau melaksanakan Laksana yang belum pernah dilaksanakan. Disinilah letak sebenarnya KETAKUTAN kita.

Tidak jarang para orang tua dirumah yang tidak ada acara atau tidak punya acara merasa was-was akan keluarga mereka yang sedang berada diluar sana untuk bersama-sama merayakan pesta. Ketakutan mereka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena mereka khawatir keluarga mereka akan melakukan hal yang JARANG dilakukan atau TIDAK pernah dilakukan dalam keseharian. Yang punya putra akan merasa was-was akan hal yang tidak baik terjadi, seperti putra mereka sekarang Minum sampai mabuk, Merokok sampai mabuk, atau berbuat Onar dijalan dan melakukan hal tidak patut mereka lakukan.

Yang punya putri mungkin merasa lebih khawatir kepada putri mereka. Karena diluar sana putri mereka MUNGKIN melakukan hal yang jarang atau tidak pernah mereka lakukan dalam keseharian. Tidak jarang dalam kesempatan pesta seperti ini banyak alasan dan argumentasi yang mereka kemukakan untuk mencari kesempatan entahlah alasan hanya setahun sekali, tumben bertemu, kumpul bareng dan seabrek alasan yang dibuat untuk menjadi pembenaran prilaku yang tidak pernah dilaksanakan.

Tapi tidak hanya putra dan putri kita saja yang senang dan suka dengan keadaan pesta ini, ada juga Suami atau Istri yang mencari kesempatan seperti ini. Suami dengan alasan ada acara pesta kantor di luar kota, ketemu kolega yang menjajikan keuntungan, ketemu partner bisnis, kumpul teman satu group atau alasan reuni teman sekolah dulu yang semua itu tidak diperkenankan mengajak pasangan. Ufffhhhhh memang alasan yang bisa diterima.

Tidak kalah juga para Istri yang pada saat pesta ini mungkin sudah mempunyai atau bahkan sudah menyusun acara yang membuat bisa keluar rumah tanpa Suami jauh –jauh hari sebelumnya. Dengan memberikan alasan kumpul dengan kelompok arisan, kumpul teman dikelompok senam, acara dengan teman sekantor, reuni teman sekolah atau menghadiri demo alat – alat rumah tangga dan alat – alat kosmetik yang tentu tidak cocok jika suami ikut serta.

Pesta tahun baru telah berlalu seiring waktu dan hari, mulai nampak ketakutan yang tercermin dalam setiap wajah kita. Banyak cerita yang tersisa dari pesta tersebut, cerita bagaimana seorang anak yang meski harus ke rumah sakit karena terkena ledakan petasan, putra yang mengalami kecelakaan dijalan karena terlalu gembira denga pesta sehingga membuat lengah dijalan, putri yang menangis tersedu-sedu dipangkuan ibu karena telah melakukan hal yang belum pantas dilakukan, ayah yang yang pusing karena telah menggunakan uang yang berlebihan, ibu yang kecewa karena jatah bulanan meski berkurang, suami yang terkejut karena dalam tas istri ada struk belanja parfum dan pakaian laki-laki dari merk terkenal bukan untuk dirinya dan istri yang histeris karena mendapatkan isi SMS ucapan trim’s, sayang dan salam mesra lainnya dari wanita lain dalam hand phone suami, uufffhhhh ….. malah jadi petaka. Siapa yang meski disalahkan ??????.

Ayah, Ibu, Suami, Istri, Putra dan Putri meskinya bisa berpikir bijak. Orang tua memberikan pengertian kepada putra dan putri bagaimana kita bisa merayakan pesta yang penuh dengan arti dan manfaat untuk bersama. Putra dan putri meski bisa memahami keadaan dan kondisi orang tua, jangan hanya alasan yang membuat kita akan menyesal kemudian hari memaksakan kepada orang tua. Disinilah Tuhan menunjukkan Kebesaran, Cinta kasih dan Maha yang lainnya pada kita. Dalam gelap akan ditunjukkan jalan terang, dalam kemeriahan pesta akan ditunjukkan kesedihan, dalam kegembiraan pesta akan ditunjukkan kekecewaan, dalam suka cita pesta akan ditunjukkan penyesalan.

KENAPA kita tidak melaksakan pesta MEMUJI TUHAN ???????, saat Tahun Baru tiba kita melaksanakan pesta bersama-sama keluarga, teman, sahabat dan kerabat lainnya datang bersama-sama kerumah Tuhan melaksanakan pesta Puji-pujian kidung rohani. Kidung mengalun merdu masuk menghibur relung kalbu, suara Genta yang membuat pikiran tenang dan suara Mantram Gayatri yang indah membawa alam pikiran dan jiwa dalam keadaan Diam. Diam tanpa terbawa oleh arus pikiran nafsu yang liar, tidak terombang-ambing dalam samudera kebimbangan, tidak terjerumus dalam jurang pikiran kemunafikan dan tidak bangga akan pikiran tinggi kesombongan.

Tidakkah kita sadar bahwa tahun bertambah, waktu hidup kita di dunia berkurang ?, apakah kita tidak takut ??????, takut akan kesempatan untuk melakukan yang terbaik akan berkurang ?, takut akan kesempatan untuk membenahi atau introspeksi diri akan berkurang ?, takut akan membuat karma baik akan berkurang ?, takut akan selalu memohon pengampunanNYA akan berkurang ?, yang sejatinya kesempatan untuk memerangi ketakutan itu sudah selalu ada. Tiada waktu yang terlewat untuk selalu dekat denganNYA. Tiada kesempatan yang terlewat untuk selalu mendekatkan diri kepadaNYA, tiada keterlambatan dalam rangkulanNYA.

Mari kita orang tua bersama – sama memberikan suritauladan yang baik kepada anak-anak kita untuk selalu dekat dan mendekatkan diri kepadaNYA. Jadilah anak – anak yang selalu ada dalam restu orang tua dan restu Tuhan. Marilah kita bersama-sama selalu melaksanakan PESTA PUJIAN kepadaNYA, datang bersama kerumah Tuhan agar selalu diberikan jalan dan kesempatan untuk menjadi manusia yang selalu ingat akan KebesaranNYA. Eling sing sang Urip. “Om Nama Çiva“ Salam.