Rabu, 16 November 2011

Khilaf dan Insaf

      Menunduk dan menangis..........mungkin hanya itu saja yang bisa dilakukan disaat kita menyadari dengan sepenuh hati bahwasanya itu adalah kesalahan dan merupakan kelengahan yg berbuah khilaf pada diri sendiri. Hanya sapuan angin dan bisikan suara hati yang mampu menghibur jiwa, meski terkadang masih perih terasa dalam hati. Kenapa meski harus terjadi..???, mungkin itu pertanyaan yang selalu membayangi rasukan jiwa, telah banyak yang dilakukan, banyak yang dilalui, banyak dirasakan namun entah kenapa perjalanan waktu yang masih panjang meski terhenti sejenak oleh kilauan rasa Ego yang mengaburkan garis pembatas jalan hidup kita.

      Berkecamuk dalam dada perasaan sedih, bersalah dan apa lagi yang timbul dari semua yang telah terjadi. Dan juga perasaan sakit yang tak terperi dan berbekas dalam pikiran, semakin larut dalam lingkaran dan tidak berusaha untuk keluar akan menjadikan sulit semua. Sampai kapankah akan terus berputar mengikuti jalan dan arah pikiran yang sakit.....?????, JANGAN lama - lama. Bangkitlah dan temukan kembali kesadaran diri dan kekuatan mental serta pikiran jiwa raga. 

      Meski harus mencari tempat pijakan untuk bisa bangkit berdiri dari tempat duduk yang begitu menyiksa jiwa, jangan takut untuk kembali berdiri tegak dan melangkah pasti dalam hidup ini. Kita manusia adalah makhluk yang paling sempurna meski tiada yang sempurna. Membunuh, menyiksa, menyalahkan, menghukum, menolong, mengobati, menghibur dan membahagiakan diri adalah kehendak diri sendiri. Tiada yang mampu dan bisa mengerti kita selain diri sendiri. Mau dibawa kemanakah diri dan hidup kita..???, hanya kita yang tahu dan orang disekitar kita hanya mampu dan bisa membantu dan menjadikan pembuka  jalan untuk mencapai hasrat dan keinginan kita.

      Pada saat kesadaran tentang khilaf yang telah terjadi muncul, jangan ragu untuk bangkit akan kesadaran diri sendiri. INngat Selalu Akan yang Fitri, adalah pencapaian kesadaran akan diri sendiri. Kesadaran akan kesalahan, keteledoran dan kelengahan yang telah terjadi merupakan kebangkitan pikiran serta jiwa untuk menyadari kelemahan diri dan kebesaran kuasaNYA. 

     Takkan ku langkahkan kaki ini tanpa bimbinganmu Tuhan...., takkan ku tempuh jalan ini tanpa petunjukmu Tuhan....., akan ku hadapi ini dengan lindunganmu Tuhan....., maafkanlah akan khilafku, genggam eratlah kembali jari tanganku, raihlah pundakku dan berilah suluh hati dan jiwa ini. Cahaya kecilMU akan menjadi penerang dalam kegelapan hati dan jiwa ini. Perihnya cobaan hanya ujianMU dalam kehidupan ini. 

      Mungkin pada saat itulah kesadaran / Insaf akan segala Khilaf akan terasa hilang tak berbekas dalam hati dan sanubari kita. Kita semua berusaha untuk selalu cepat menyadari akan segala khilaf yang telah terjadi, karena kita semua tiada yang sempurna. Namun kita tidak akan pernah berhenti untuk selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, sahabat dan lingkungan kita. Jangan putus asa akan segala yang telah terjadi yang belum tercapai dan jangan mencapai segalanya dengan mudah.

      Kembalikanlah kesadaran diri dengan menyatakan diri padaNYA. Aku dan Kamu adalah sama, masih banyak laku dan laksana yang tidak terpuji terlaksana, yang membedakan hanya tahu dan tidaknya akibat laksana tersebut. Banyak yang membuat kita sering lupa, hawa nafsulah yang membuat kita sering lupa dan khilaf. Namun hendaknyalah kita jangan pernah menjadi Hakim untuk orang lain, karena hakim yang sesungguhnya adalah TUHAN,tiada yang berbeda dihadapanNYA. 

     Insaf akan kekhilafan jangan tertuju pada manusia, tapi pada-NYA-lah kita tertuju. Hanya Dia yang menjadi tujuan utama dan terakhir. Maafkanlah diri ini, jiwa, pikiran ini serta raih genggam serta angkatlah tangan ini menuju kepadaMU. Mungkin hanya itu yang bisa kita ucapkan, harapkan dariNYA. Salam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar