Senin, 25 April 2011

Manis dan Pahit

            " Rasa " mungkin itu yang lebih tepat untuk menggambarkan arti Manis dan Pahit. Rasa yang dapat dirasa / dinikmati oleh Panca Indrya. Manisnya rasa gula, permen, madu dan banyak hal yang dapat dirasakan langsung oleh Indrya Pengecap, Manisnya ucapan, kata-kata, lagu dan syair yang bisa didengar langsung oleh Indrya Pendengar, Manis/elok paras nan rupawan yang dapat dilihat langsung oleh Indrya Penglihatan, Manis/harum semerbak wangi aroma tubuh, bunga yang dapat langsung dirasakan oleh Indrya Penciuman, Manis / halus dan lembutnya kulit yang dapat dirasakan langsung oleh Indrya Perasa.
                Sungguh sempurna "rasa" manis memberikan hal-hal yang membuat manusia selalu ingin dapat merasakan dengan lama atau kalau boleh " SELAMANYA". Jangan pernah beranjak meningggalkan kehidupan manusia, atau akankah selalu datang agar bisa selalu menemani setiap tidur dan mimpi manusia. Tiada yang berharap hal manis itu berlalu begitu saja di bawa angin dan berharap akan selalu mendapatkan kenangan yang "manis". Bahkan berusaha mengejar "Manis" agar selalu ada dalam genggaman tanpa mau melepaskan. Menggapai dengan susah payah dan dengan segala cara. 
                    Tiadakah pernah bertanya ? apakah yang "Manis" selalu berakhir "Manis ??". Coba kita lihat jika kadar gula naik dalam raga ?, coba kita lihat orang yang hanya manis di bibir ?, coba dengarkan lagu dengan syair yang manis membuat kita menangis ?, coba kita lihat kulit yang halus yang dibalut tebal oleh kosmetik atau pelindung kulit yang transparan yang kadang membuat yang menyentuh merasa risi, dan coba kita hirup bau parfum yang menyengat hanya untuk mengelabui bau badan yang tidak sedap, dan banyak lagi hal yang " Manis" dipergunakan hanya untuk menutupi kebusukan yang ada. Coba kita lihat disekitar kita.
                       Mari kita coba untuk menempatkan hal yang "manis" pada tempat dan saat yang tepat, jika hal yang manis kita dapatkan mestinya dan harus selalu ingat bersyukur, jangan jika mendapatkan hal yang indah, manis, bahagia membuat kita terlena dan lupa akan sekitar kita apalagi lupa akan diri. Jangan terlalu dibuat Amat Senang, biarlah terima dengan tenang dan penyerahan diri.
                       Coba kita bandingkan dengan"Pahit", akankah semua mau menerima.......???????, hanya 1 dari 1000 yang ada bisa menerima pahit dengan hati ikhlas dan lapang dada. Meski kita sakit belum tentu juga kita mau untuk berobat dengan minum obat yang disarankan dokter, Kenapa..???? karena pahit. Padahal sebenarnya Pahit dapat menyembuhkan kita dari sakit.Kata-kata yang pahit tidak bisa diterima padahal itu merupakan kata koreksi, saran dan kritik yang disampaikan. Bisakah kita menerima kritik dengan lapang dada?, bahkan dengan memberi kritik dikatakan melawan lantas menjadi musuh. Bisa kita menerima lagu dengan syair yang pahit / pedas yang bersifat kritik membangun ?, bisakah kita menerima teman, sahabat yang mempunyai kulit kasar/pahit untuk di sentuh ? pernahkan kita dengan sengaja mau membuatkan minuman yang pahit misalkan jamu untuk diri kita sendiri ???, Tiada yang pernah meluangkan waktu untuk hal itu apalagi menerima dengan lapang dada. Jika bisa berusaha untuk memohon agar terhindar dari "Pahit". 
                         " Pahit " ....semua menghindar dariMU. Tiada kita sadari bahwa pahit membuat kita " Melek" akan diri kita sendiri. Dengan pengalaman pahit perjalanan kehidupan bahwa itu merupakan cambuk dan kiat-kiat untuk bisa berbuat lebih baik dari yang telah kita alami. Pahit tidak selamanya membuat hidup kita menderita, bahkan akan berubah menjadi " Manis" akhirnya. Jika kita menerima pahit jadikanlah bahan perbandingan dan acuan untuk bisa lebih baik lagi, jika menerima pahit janganlah dijadikan sedih yang berkepanjangan. Jika pahit yang membuat luka, janganlah biarkan terlalu lama mengganggu. Buatlah pahit menjadi manis, dengan memberikan yang seimbang dalam Jiwa, Hati, Pikiran dan Raga kita. Dengan semakin pahit yang kita terima jika kita menyadari itu adalah yang pantas kita terima niscaya akan menjadi manis akhirnya. INGAT !!!! Tuhan tidak akan pernah memberitahukan kepada kita "Apa, Bagaimana, Kapan dan kepada Siapa " yang akan diberikan kepada umatNYA. Tuhan akan memberikan "Manis" sebagai godaan yang melebihi batas keinginan manusia, dan Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan umatNYA. Ingatlah tentang keinginan Ibu Dewi Kunti yang disampaikan kepada Kresna disaat para Kesatrya Pandawa di buang ketengah hutan untuk melaksanakan Perintah Prabu Dasarata, yang hanya ingin memenuhi Keinginan dan Ambisi para Kurawa untuk menyingkirkan Pandawa dan merebut Tahta kerajaan Astina. Ibu Dewi Kunti berkata " Wahai Engkau Kresna yang merupakan Personality dari Tuhan Sendiri, berilah hamba cobaan dariMU, karena dengan menerima cobaan dariMU hamba akan merasa senang dekat dengan diriMU untuk selalu mendapatkan Pencerahan tentang arti cobaan hidup dan kehidupan di dunia ini. Dekat dengan Engkau adalah kesempatan yang amat baik dan rasa syukur yang tiada tara  untuk Hamba ". Demikianlah Pahit yang jika kita bisa menempatkan juga manis yang bisa kita kendalikan.
                    Pahit dan Manis adalah irama dalam kehidupan kita dalam mengarungi samudera Hidup di dunia ini. Bersyukurlah jika apa yang kita kerjakan mengahasilkan buah manis, dan bersyukurlah jika Pahit bisa kita lalui dengan baik. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar