Minggu, 13 Juli 2014

KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI.

Disaat menatap dan memandang wajahnya, tiada yang menduga jika dibalik senyumnya itu tersembunyi sebuah kegetiran jiwa. Luka yang menimbulkan rasa sakit dalam pikiran dan hati. Dia mencoba untuk selalu dapat menampilkan wajah yang berseri-seri, senyum yang manis, dan wajah yang cerah. Namun tatapan matanya tidak mampu untuk diajak berbohong.
Engkau adalah Wanita yang kuat, Ibu yang tabah dan Perempuan yang bijaksana. Engkau adalah Wanita Utama, Ibu dari semua ibu. Aku teringat dikala aku menangis dan merengek-rengek akan ingin sesuatu yang diluar kemampuanmu, engkau selalu mengatakan akan kebenaran dengan memberikan kata-kata yang mudah aku pahami. Bahwa engkau mempunyai batas kemampuan, batas pikiran dan juga batas kesabaran.
Engkau selalu memberikan penjelasan tentang Sebab dan Akibat, Karma dan Pahala. Dan aku hanya dapat menunduk tanpa dapat memahami tentang semua itu. Dan itu Dulu........., haaahhh...disaat ini aku baru dapat mengerti dan memahami semua itu disaat aku telah menjadi seorang Suami dari seorang istri, Ayah dari anak-anakku.
Aku mengalami itu, saat-saat seperti bagaimana aku dengan dirimu dan sekarang anak-anakku dengan diriku. Aku tertegun saat ingat aku dulu dan anak-anakku sekarang, seperti sebuah pengulangan waktu. Hanya lakon dan waktu yang berbeda, tetapi semua kejadian dan keadaan yang sama. Aku heran, adakah cermin kehidupan itu begitu nyata dan cepat terulang....????.
Namun aku bersyukur, bahwa aku mendapatkan Dirimu, aku terlahir dari rahimmu, aku diasuh dengan kasih sayangmu, dipeluk dalam buaian dan hangatnya kasih sayang. Dan akupun.....mengatakan hal yang sama kepada anak-anakku. Hanya sebuah pengulangan ucapan yang aku dengar dan kuingat.
Tentang kebenaran yang engkau katakan, begitu lama tersembunyi dalam waktu. Engkau mengajarkan tentang kebenaran dalam waktu yang begitu lama, mungkin engkau tahu batas pikiranku, batas kemampuanku.
Dan saat ini tentang kebenaran yang tersembunyi dalam waktu, telah aku pahami, aku mengerti dan juga telah aku katakan pada anak-anakku. Akupun katakan bahwa kebenaran itu adalah milikmu. Aku bangga dengan dirimu, engkau adalah Ibu yang Utama. Salam hormat dan baktiku padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar