Minggu, 09 Januari 2011

KETAKUTAN DIBALIK MERIAHNYA PESTA TAHUN BARU.



Ketika tahun berganti, yang selalu hampir di seluruh permukaan Dunia merayakan dengan pesta makanan, minuman, kembang api, petasan dan pesta yang semua sifatnya menghambur-hamburkan uang. Adakah kita ingat tentang pesta memuji Tuhan ????, pujian tentang Cinta kasihNya, KemuliaanNya, KeagunganNya dan banyak lagi KebesaranNya yang meski kita MULIAKAN dengan pujian. Adakah diantara kita merasa takut atau mungkin bahagia disaat Tahun Baru ????. Bahagia, PASTI !!. Karena disaat itu kita bisa mengekspresikan kebahagiaan bersama dengan orang-orang yang kita kenal, sayangi dan hormati. Kumpul bersama mencari tempat yang jarang atau belum pernah kita kunjungi, melakukan kegiatan yang jarang kita lakukan atau melaksanakan Laksana yang belum pernah dilaksanakan. Disinilah letak sebenarnya KETAKUTAN kita.

Tidak jarang para orang tua dirumah yang tidak ada acara atau tidak punya acara merasa was-was akan keluarga mereka yang sedang berada diluar sana untuk bersama-sama merayakan pesta. Ketakutan mereka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena mereka khawatir keluarga mereka akan melakukan hal yang JARANG dilakukan atau TIDAK pernah dilakukan dalam keseharian. Yang punya putra akan merasa was-was akan hal yang tidak baik terjadi, seperti putra mereka sekarang Minum sampai mabuk, Merokok sampai mabuk, atau berbuat Onar dijalan dan melakukan hal tidak patut mereka lakukan.

Yang punya putri mungkin merasa lebih khawatir kepada putri mereka. Karena diluar sana putri mereka MUNGKIN melakukan hal yang jarang atau tidak pernah mereka lakukan dalam keseharian. Tidak jarang dalam kesempatan pesta seperti ini banyak alasan dan argumentasi yang mereka kemukakan untuk mencari kesempatan entahlah alasan hanya setahun sekali, tumben bertemu, kumpul bareng dan seabrek alasan yang dibuat untuk menjadi pembenaran prilaku yang tidak pernah dilaksanakan.

Tapi tidak hanya putra dan putri kita saja yang senang dan suka dengan keadaan pesta ini, ada juga Suami atau Istri yang mencari kesempatan seperti ini. Suami dengan alasan ada acara pesta kantor di luar kota, ketemu kolega yang menjajikan keuntungan, ketemu partner bisnis, kumpul teman satu group atau alasan reuni teman sekolah dulu yang semua itu tidak diperkenankan mengajak pasangan. Ufffhhhhh memang alasan yang bisa diterima.

Tidak kalah juga para Istri yang pada saat pesta ini mungkin sudah mempunyai atau bahkan sudah menyusun acara yang membuat bisa keluar rumah tanpa Suami jauh –jauh hari sebelumnya. Dengan memberikan alasan kumpul dengan kelompok arisan, kumpul teman dikelompok senam, acara dengan teman sekantor, reuni teman sekolah atau menghadiri demo alat – alat rumah tangga dan alat – alat kosmetik yang tentu tidak cocok jika suami ikut serta.

Pesta tahun baru telah berlalu seiring waktu dan hari, mulai nampak ketakutan yang tercermin dalam setiap wajah kita. Banyak cerita yang tersisa dari pesta tersebut, cerita bagaimana seorang anak yang meski harus ke rumah sakit karena terkena ledakan petasan, putra yang mengalami kecelakaan dijalan karena terlalu gembira denga pesta sehingga membuat lengah dijalan, putri yang menangis tersedu-sedu dipangkuan ibu karena telah melakukan hal yang belum pantas dilakukan, ayah yang yang pusing karena telah menggunakan uang yang berlebihan, ibu yang kecewa karena jatah bulanan meski berkurang, suami yang terkejut karena dalam tas istri ada struk belanja parfum dan pakaian laki-laki dari merk terkenal bukan untuk dirinya dan istri yang histeris karena mendapatkan isi SMS ucapan trim’s, sayang dan salam mesra lainnya dari wanita lain dalam hand phone suami, uufffhhhh ….. malah jadi petaka. Siapa yang meski disalahkan ??????.

Ayah, Ibu, Suami, Istri, Putra dan Putri meskinya bisa berpikir bijak. Orang tua memberikan pengertian kepada putra dan putri bagaimana kita bisa merayakan pesta yang penuh dengan arti dan manfaat untuk bersama. Putra dan putri meski bisa memahami keadaan dan kondisi orang tua, jangan hanya alasan yang membuat kita akan menyesal kemudian hari memaksakan kepada orang tua. Disinilah Tuhan menunjukkan Kebesaran, Cinta kasih dan Maha yang lainnya pada kita. Dalam gelap akan ditunjukkan jalan terang, dalam kemeriahan pesta akan ditunjukkan kesedihan, dalam kegembiraan pesta akan ditunjukkan kekecewaan, dalam suka cita pesta akan ditunjukkan penyesalan.

KENAPA kita tidak melaksakan pesta MEMUJI TUHAN ???????, saat Tahun Baru tiba kita melaksanakan pesta bersama-sama keluarga, teman, sahabat dan kerabat lainnya datang bersama-sama kerumah Tuhan melaksanakan pesta Puji-pujian kidung rohani. Kidung mengalun merdu masuk menghibur relung kalbu, suara Genta yang membuat pikiran tenang dan suara Mantram Gayatri yang indah membawa alam pikiran dan jiwa dalam keadaan Diam. Diam tanpa terbawa oleh arus pikiran nafsu yang liar, tidak terombang-ambing dalam samudera kebimbangan, tidak terjerumus dalam jurang pikiran kemunafikan dan tidak bangga akan pikiran tinggi kesombongan.

Tidakkah kita sadar bahwa tahun bertambah, waktu hidup kita di dunia berkurang ?, apakah kita tidak takut ??????, takut akan kesempatan untuk melakukan yang terbaik akan berkurang ?, takut akan kesempatan untuk membenahi atau introspeksi diri akan berkurang ?, takut akan membuat karma baik akan berkurang ?, takut akan selalu memohon pengampunanNYA akan berkurang ?, yang sejatinya kesempatan untuk memerangi ketakutan itu sudah selalu ada. Tiada waktu yang terlewat untuk selalu dekat denganNYA. Tiada kesempatan yang terlewat untuk selalu mendekatkan diri kepadaNYA, tiada keterlambatan dalam rangkulanNYA.

Mari kita orang tua bersama – sama memberikan suritauladan yang baik kepada anak-anak kita untuk selalu dekat dan mendekatkan diri kepadaNYA. Jadilah anak – anak yang selalu ada dalam restu orang tua dan restu Tuhan. Marilah kita bersama-sama selalu melaksanakan PESTA PUJIAN kepadaNYA, datang bersama kerumah Tuhan agar selalu diberikan jalan dan kesempatan untuk menjadi manusia yang selalu ingat akan KebesaranNYA. Eling sing sang Urip. “Om Nama Çiva“ Salam.